Fenomena La Nina, BMKG: Waspada Daerah Aliran Sungai

PAREPOS.CO.ID,MAKASSAR– Dalam upaya mengantisipasi dampak fenomena La Nina yang biasanya terjadi diakhir tahun dengan intensitas hujan yang cukup tinggi. Gubernur Provinsi Sulsel, Prof Nurdin Abdullah akan segera mengkoordinasikan langkah antisipasi dengan seluruh pimpinan daerah. Penegasan itu diungkapkannya usai mewnerima laporan dari Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah IV Makassar (BBMKG Wilayah IV Makassar), Darmawan, di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, di Jalan Sungai Tangka, kemarin.

Prof Nurdin Abdullah mengaku laporan dari BMKG harus direspon baik dengan segera melakukan langkah antisipasi atau pencegahan. “Kita merespon baik hal ini dan akan mengkoordinasikan dengan pimpinan daerah di Sulsel,”ungkapnya. Mantan Bupati Bantaeng itu menegaskan akan segera mengsosialiasikan dan menghubungi semua bupati maupun walikota untuk dibahas lebih mendalam dan terinci. “Ini akan kita sosialisasikan dan menghubungi semua bupati dan wali kota. Untuk kita bahas secara mendalam,”tegasnya.

Kepala BBMKG Wilayah IV Makassar, Darmawan mengatakan prakiraan curah hujan untuk musim hujan tahun 2020/2021 Sulawesi Selatan yaitu terjadi pada bulan november dan puncaknya pada bulan januari. ” Musim hujan tahun 2020/2021 Sulawesi Selatan wilayah pantai barat akan masuk di November. Awal November sudah mulai masuk musim penghujan. Puncaknya diperkirakan pada bulan Januari,”ungkapnya

Ia menjelaskan Fenomena La Nina diperkirakan terus berkembang mencapai intensitas moderat pada akhir 2020 dan mulai menyeluruh pada Januari-Febuari 2021. “Ini sekarang La Nina, yaitu peningkatan curah hujan yang tinggi itu sedang meningkat, dari indeks lemah ke moderat, peningkatan curah hujan bulanan antara 20 hingga 40 persen di atas normal,”jelasnya.

Darmawan juga mengaku Sulsel sendiri belum masuk sepenuhnya musim hujan, dimana Pulau Jawa sudah mulai masuk, sehingga dampaknya perlu di antisipasi. ” Seiring kenaikan curah hujan, La Nina yang berpotensi meningkatkan risiko banjir dan membuat lahan pertanian terendam. Maka kami memberikan saran agar saluran air di lahan pertanian mesti diperlebar dan memastikan aliran air tidak ada hambatan,”ucapnya.

Lebih jauh, kata Darmawan, Daerah Aliran Sungai (DAS) harus bisa diantisipasi dengan baik agar tidak terjadi banjir bandang. “Antisipasi DAS yang mungkin kita prediksi akan menjadikan banjir bandang harus segera dilakukan. Sehingga kejadian di Bantaeng dan Luwu Raya tidak terjadi lagi,”katanya.(*/ade)

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *