Ridwan Kamil : Kepemimpinan Terbaik Adalah Keteladanan

CIANJUR — Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil menyebutkan, kepemimpinan terbaik merupakan kepemimpinan dengan keteladanan.

Maka dari itu, kata Ridwan Kamil, pemimpin harus bisa menjadi contoh yang baik bagi warganya.

“Kepemimpinan terbaik adalah kepemimpinan dengan keteladanan, maka pemimpin harus bijak dalam mengambil keputusan,” ujarnya saat membuka Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II Angkatan XV/ 2021 secara daring dari Hotel Le Eminence Puncak, Kabupaten Cianjur, Selasa (22/6/2021).

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu memaparkan tiga tahapan yang harus dilewati seorang pemimpin. Menurutnya, tidak semua pemimpin lulus dari setiap tahapannya. Tahapan pertama adalah memimpin diri sendiri.

“Setiap hari kita mengambil keputusan belok kiri atau kanan, pakai baju apa, makan apa, olahraga atau tidak dan semua aktivitas untuk diri kita sendiri,” tuturnya.

Menurut Kang Emil, banyak pemimpin yang tidak lulus dalam tahapan ini, misalnya ketika memutuskan menerobos lampu lalu lalu lintas.

“Itulah contoh ketidakmampuan memimpin diri sendiri,” ucap Kang Emil di hadapan 60 peserta pelatihan yang merupakan ASN dari berbagai instansi se-Indonesia.

Kang Emil menambahkan, tahapan kedua yang harus dilalui pemimpin yaitu memimpin keluarga. Dari catatannya, banyak pemimpin yang tidak lulus dalam tahapan ini, terlihat dari cukup tingginya angka perceraian di Indonesia.

“Suami menjadi imam bagi istri dan anaknya, tidak semua juga lulus buktinya tingkat perceraian cukup tinggi,” urainya.

Tahap ketiga adalah kepemimpinan di masyarakat maupun organisasi yang akan segera menjadi tanggung jawab para peserta pelatihan. Menurut Kang Emil, kepemimpinan tahap ini tidak bisa dihindarkan dari perubahan global. Salah satu yang harus diwaspadai pemimpin adalah menyadari bahwa dunia semakin kompetitif.

“Maka kalau pemimpin tidak bisa berkompetisi, bahasa Inggrisnya pas-pasan, wawasan digitalnya terbatas, ilmunya tidak di-update akan kalah dengan bangsa lain yang bergerak lebih cepat,” imbuhnya.

Kemudian, Kang Emil juga menerangkan bahwa keberhasilan pemimpin dapat diukur oleh tiga hal. Antara lain, apakah kehadirannya mampu memberikan rasa aman, nyaman dan dinanti masyarakat.

“Maka hati-hati jadi pemimpin karena lisan atau jari kita bisa menenangkan atau malah bikin heboh dan viral yang berujung perkara,” pesan Kang Emil.

Selain itu, lanjut dia, pemimpin juga harus bisa mengakselerasi kemajuan. Salah satu yang Kang Emil terapkan pada kepemimpinannya adalah inovasi digital pada reformasi birokrasi.(ADV)

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *