Makin Diminati, Produk Olahan Kelapa Sawit Kalsel Tembus Dua Negara Baru

BANJARMASIN – Produk olahan kelapa sawit berupa minyak nabati asal Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali memperkuat kinerja ekspor komoditas unggulan ekspor Indonesia dengan berhasil menembus dua negara tujuan ekspor baru yakni Malaysia dan Ukraina.

Untuk pertama kalinya, Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Banjarmasin memberikan fasilitasi ekspor pada 26,9 ribu ton minyak kelapa sawit Kalsel senilai Rp 386,86 miliar dengan tujuan ekspor dua negara baru tersebut.

“Melalui serangkaian tindakan karantina pertanian, komoditas kami nyatakan telah sesuai dengan aturan dan protokol ekspor negara tujuan dan siap diberangkatkan,” kata Kepala Karantina Pertanian Banjarmasin, Nur Hartanto melalui keterangan tertulisnya, Senin (22/02).

Hartanto menyebutkan pejabat Karantina Pertanian di Wilayah Kerja Pelabuhan Batu Licin setelah melakukan serangkaian tindakan karantina ini menyatakan komoditas sehat dan aman dengan menerbitkan sertifikasi ekspor karantina, phytosanitary certificate (PC).

Ia menambahkan dari data pada sistem perkarantinaan, IQFAST di wilayah kerjanya, PT SPO selaku pemilik komoditas pada tahun 2020 telah melakukan ekspor sebanyak 19 kali pengiriman dengan total nilai mencapai Rp. 881,98 miliar ke tujuh negara tujuan, yakni antara lain Tiongkok, Vietnam, Korea Selatan, Filipina, Thailand, dan Turki.

Masih menurut Hartanto lagi, secara keseluruhan ekspor komoditas minyak sawit Kalsel menunjukan tren peningkatan yang signifikan. Tercatat hingga minggu ke-2 Februari 2021 sebanyak 26,9 ribu ton telah berhasil diekspor ke dua negara, antara lain Malaysia dan Ukraina. Sementara pada periode sama tahun lalu hanya berhasil membukukan 24 ribu ton saja. “Untuk itu kami optimistis kinerja ekspor pertanian Kalsel dapat mencapai 20 persen sesuai dengan skema target Gratieks yang telah ditetapkan,” tambahnya.

Sebagai informasi, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah menggagas Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) sebagai upaya promotif dalam meningkatkan ekspor pertanian. Gerakan ini mengakomodir semua kepentingan para pelaku pembangunan pertanian dari hulu sampai hilir.

Harmonisasi Aturan dan Protokol Ekspor

Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil mengapreasi pencapaian penambahan negara tujuan ekspor baru bagi komoditas unggulan asal Kalsel. Sebagai bagian dari langkah strategis mendorong kinerja ekspor, Barantan bersama dengan instansi terkait dan perwakilan di negara tujuan secara aktif melakukan diplomasi pertanian.

Terlebih dengan tidak populernya hambatan tarif pada perdagangan internasional saat ini maka pemenuhan persyaratan teknis sanitari dan fitosanitari pada produk pertanian menjadi strategis.

“Harmonisasi aturan dan protokol ekspor pertanian menjadi fokus diplomasi, harapannya makin banyak ragam komoditas pertanian tanah air yang dapat diterima di negara tujuan ekspor. Dan kami siap mengawal,” pungkas Jamil.(*)

Bagikan