Berkualitas Tinggi & Wangi, Vanili Bali Bidik Pasar Eropa

DENPASAR – Cara memanen dengan sistem panen selektif polong menjadikan vanili asal pulau Dewata, Bali makin laris di pasar ekspor khususnya di negara-negara kawasan Eropa. Berbeda dengan cara panen sistem ruut atau tandan, cara selektif polong memang lebih memakan waktu lama dimasa panen, tapi ternyata hasil panen ini yang memberikan kualitas super yakni lebih wangi dan banyak dicari.

Dari data sistem perkarantinaan IQFAST, tercatat kinerja ekspor Karantina Pertanian Denpasar pada komoditas vanili tahun 2019 mencapai 39, 137 ton dan mengalami penurunan pada tahun 2020 menjadi 36,496 ton. Penurunan ini diakibatkan pembatasan wilayah karena pandemi global.

“Seiring dengan mulai dibukanya kembali jalur perdagangan internasional secara bertahap, diharapkan kinerja ekspor vanili Bali dapat kembali meningkat,” kata Kepala Karantina Pertanian Denpasar, I Putu Terunanegara saat menyambangi petani vanili di wilayah paling barat Pulau Bali, Jembrana, Kamis (11/2).

Menurut Terunanegara, dari data di lapangan disebutkan bahwa potensi vanili di Bali khususnya di Jembrana memberikan prospek yang sangat luar biasa untuk peningkatan ekspor nantinya. Hal ini didukung dengan adanya program dari para petani berupa ‘Satu Petani, Seribu Pohon Vanili”. Gerakan ini tergolong sukses dan mendapat sambutan baik dari petani karena masa tanam yang relatif tidak lama dan harga jual yang tinggi, tambahnya.

Menurut Terunanegara, untuk persyaratan ekspor vanili ke benua Eropa, negara tujuan mempersyaratkan pemeriksaan fisik, laboratorium dan phytosanithary certificate (PC) oleh karantina pertanian dan persyaratan mutu oleh Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang, Kementerian Perdagangan (BPSMD).

Oleh karenanya, untuk memberikan layanan dalam upaya peningkatan ekspor pertanian, Karantina Pertanian Denpasar memberikan pendampingan berupa bimbingan prosedur pemenuhan persyaratan ekspor bagi komoditas dengan julukan ‘emas hijau’ ini ke benua Eropa.

Ketua Kelompok Tani Bali Yeh Hembang Kauh, Made Yudiana yang hadir dan menjadi peserta pada bimbingan teknis kali ini juga menuturkan bahwa untuk menjaga kualitas vanilinya, petani vanili di Bali tidak akan memetik jika belum matang. Kualitasnya yang terjaga sehingga banyak dicari pasar mancanegara, bahkan pembeli Eropa hanya mau membeli vanili dari Bali, ” tambahnya

*Sambut Pasar Ekspor di Tahun 2021

Sejalan dengan program yang digiatkan para petani di wilayah Jembrana, Terumanegara juga menjabarkan program strategis di Kementerian Pertanian yakni Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (Gratieks). “Gerakan yang digagas oleh Bapak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red) ini dapat kita selaraskan dengan upaya peningkatan ekspor vanili asal Bali’.

Tidak hanya pendampingan teknis, fasilitas program Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk usaha tani dapat dijuga dimanfaatkan. Selain untuk pembiayaan budidaya, fasilitas KUR sektor pertanian dapat juga dimanfaatkan untuk hilirasasi. “Kedepan, jangan lagi ekspor dalam bentuk segar namun harus diolah dahulu minimal setengah jadi agar dapat bernilai tambah,” jelas Terunanegara.

Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil mengapresiasi program para petani di Bali dalam meningkatkan produktivitas vanili dengan kualitas super. Selaku koordinator Gratieks, ia beserta jajaranya akan terus berupaya untuk fokus pada upaya pencapaian nilai ekspor sebanyak tiga kali lipat di tahun 2024 nanti.

Selain peningkatan produksi dan kualitas, penambahan pasar juga mutlak dilakukan. Hal ini untuk menyeimbangkan antara produksi dan distribusi sehingga tidak ada penumpukan hasil panen yang nantinya bisa menjatuhkan harga.

“Karantina selaku fasilitator pertanian dalam perdagangan internasional bekerjasama dengan instansi terkait akan mencarikan pasar-pasar baru sehingga petani tetap semangat berproduksi dan tahu kemana pemasarannya,” ujar Jamil.

Penambahan negara baru ini juga merupakan target Gratieks, vanili Bali saat ini selain ke Eropa seperti Kanada, Belanda, Perancis, Spanyol juga diterima di pasar Amerika Serikat, Korea Utara, Selandia Baru, Tiongkok dan Turki. Kedepan harus bisa lolos juga di banyak pasar ekspor lainnya, tutup Jamil.(*)

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *