SURABAYA — Upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) terus dilakukan pemerintah terlebih di masa pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Salah satu upaya Kementerian Pertanian (Kementan) berupa penataan eksosistem logistik nasional atau National Logistik Ecosystem (NLE) yakni berupa program pemberitahuan tunggal dan pemeriksaan bersama karantina – bea cukai atau Single Submission (SSm) and Joint Inspection Quarantine Custom.
Penerapannya telah diberlakukan secara wajib di empat pelabuhan besar nasional, termasuk Surabaya ini telah mampu mendorong peningkatan kinerja ekspor pertanian yang cukup signifikan.
“Program inisiatif ini sesuai instruksi presiden dan telah mampu memperbaiki proses bisnis dengan mengurangi kegiatan yang repetisi dan duplikasi, sehingga lebih cepat dan mampu meningkatkan daya saing,” kata Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil saat mendampingi Mentan SYL melakukan ekspor produk pertanian di Terminal Teluk Lamong, Gresik, Jumat (12/3).
Ia menjelaskan Jawa Timur merupakan salah satu pintu terbesar ekspor. Terminal Teluk Lamong yang belum lama diresmikan oleh Presiden Joko Widodo ini merupakan “Green Port”, menggunakan gas dan lainnya yang ramah lingkungan.
Secara nasional, Kementan melalui Badan Karantina Pertanian telah melakukan fasilitasi sertifikasi ekspor terhadap 81,3 ribu ton komoditas pertanian dengan nilai mencapai Rp 1,264 triliun. Dengan kontribusi terbesar asal subsektor perkebunan sebesar 78,9 persen dan diikuti masing-masing asal subsektor tanaman pangan, peternakan dan hortikultura.
Ali menyebutkan dari catatannya penerapan SSm dapat menciptakan efektivitas dan efisiensi waktu, tenaga, dan biaya. “Sejak November 2020 dari empat pelabuhan utama yang terintegrasi dengan LSNW mampu mengurangi waktu clearance mencapai antara 35% – 56% (0,6–2,1 hari),” jelasnya.
Menurutnya penerapan ini dapat diperluas ke pelabuhan lainnya termasuk bandar udara, serta tidak hanya untuk dokumen Permohonan Impor Barang (PIB) saja, namun juga menjangkau dokumen lainnya.
Dengan memperluas jangkauan ke pelabuhan lainnya dapat memberikan jaminan bahwa komoditas pertanian atau pangan yang masuk ke wilayah RI telah memenuhi aspek kesehatannya sebelum pengenaan fiskal oleh rekan Bea dan Cukai.
Sebagai informasi sebelumnya,Mentan Syahrul Yasin Limpo bersama Mendag M Lutfi, MenBUMN Erick Thohir, dan Gubernur Jatim melepas bersama 34 (tiga puluh empat) produk pertanian asal Provinsi Jawa Timur senilai Rp 140,03 miliar dengan total volume 5,4 ribu ton dan 757 batang ke dua belas negara tujuan sekaligus.
Produk pertanian yang diekspor antara lain berupa sarang burung walet, pakan ternak, premik, cicak kering, lipan kering, kelapa bulat, cacao powder, cacao butter, kopi biji dan cengkeh.(*)