Di Pelalawan, Petani Panen Padi Bebas Pestisida

PELALAWAN — Wakil Gubernur Riau, Edi Nasution menghadiri Panen raya padi bebas residu di Desa Teluk Bakau, Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten, Pelalawan Rabu, (3/2/2021).

Turut hadir pula Wakalpoda Riau, Bupati Pelalawan, Ketua DPRD Pelalawan, Kepala Dinas PTPH, Kepala BPTP, Kepala Dinas Pertanian TPH Kabupaten Pelalawan, dan Forkompinda Pelalawan, BUMN, BUMD serta pemuka masyarakat dan kelompok tani.

Bupati Pelalawan HM Haris dalam sambutannya menyampaikan berbagai kemajuan yang dicapai selama 2 periode pemerintahannya. “Dulu Pelalawan tertinggal dalam bidang kesehatan, pendidikan, infrastruktur, penerangan, dan termasuk daerah miskin, tetapi semua ketertinggalan itu telah dibenahi dalam 10 tahun terakhir” ujar Bupati.

Lebih lanjut Bupati mengatakan pertanian termasuk salah satu sumber perekonomian penduduk Pelalawan dan usaha tani padi dominan di Sentra padi Kecamatan Teluk Meranti dan Kuala Kampar. Keberhasilan pengembangan sistem budidaya padi di Pelalawan kata Haris berkat kerjasama Pemda dengan BPTP Balitbanhtan Riau. Bupati melanjutkan, kemajuan pertanian di Korea Selatan, sangat pesat karena subsidi bukan untuk pupuk tetapi harga padi. “Kebijakan seperti ini bisa diadopsi oleh pemerintah,” paparnya

Panen saat itu berada di hamparan 200 hektare sawah bukaan baru di daerah pesisir Pulau Mendol. Petani disana tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida, sehingga lahan tidak tercemar residu pupuk. Luas potensial sawah di Pulau Mendol 9.200 hektare, dan baru terbuka 7.200 hektare dan intensif ditanami seluas 5.200 hektare, dimana pertanaman IP 200 seluas 1.000 hektare.

Wakil Gubernur Riau menyampaikan pesan Gubernur Riau agar bersama melakukan gerakan penyediaan pangan daerah untuk ketahanan pangan dan stabilisasi harga pangan. Hampir semua pangan utama riau katanya belum cukup dari produksi sendiri. “Dari sawah seluas 62.863 hektare hanya 23% bisa memenuhi kebutuhan beras riau. Penduduk riau sebanyak 7,4 jt jiwa yang membutuhkan pangan tiap hari. Oleh karena itu, pertanian tidak boleh berhenti, harus terus dikembangkan,” tuturnya

Lanjut Wagub, melalui program Riau Bertani, tahun 2020 produksi padi Riau naik 16,66%. Itu tercapai karena adanya pengembangan varietas unggul baru maupun varietas lokal padi, peningkatan IP menjadi 200 seluas 23% dari luas total sawah di Riau, penerapan mekanisasi, dan penguatan kelembagaan petani melalui koorporasi petani.

Pemerintah Provinsi Riau mencanangkan Kabupaten Indragiri Hilir dan Pelalawan menjadi wilayah food estate padi. Wakil Gubernur berharap dukungan Pemda Pelalawan mengembangkan 5 varietas padi unggulnya, perbaikan irigasi, optimalisasi alsintan dan UPJA, penguatan kelembagaan petani mendukung koorporasi petani.

Pada kesempatan ini juga dilakukan penyerahan 5 sertifikat SDG dari Kepala BPTP Balitbangtan Riau kepada Bupati Pelalawan. Sertifikat PVT ini sebagai pengakuan dari pemerintah Indonesia akan pemilikan varietas cempunek Pelalawan, buah kuras Pelalawan, durian serindit, durian tok sulong, pulasan mini dan cempedak Langgam.(*)

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *