Rumuskan Musim Tanam Lewat Mappalili

BARRU — Acara Tudang Sipulung atau oleh masyarakat setempat disebut Mappali merupakan ajang musyawarah antara petani dengan pemerintah untuk menentukan dan menyepakati waktu dimulainya turun sawah atau musim tanam. Musyawarah Tudang Sipulung tersebut, berlangsung di Baruga Singkerru Adae Rumah Jabatan Bupati Barru Selasa, (24/11).

Sekda Barru, Dr. Abustan AB. M. Si saat membuka acara tersebut mengatakan, musyawarah tudang sipulung atau mappalili memiliki arti yang cukup strategis karena bertujuan dan berfungsi mempertemukan usulan dari para petani (Buttom Up) serta usulan dari atau pemerintah (Top Down) dalam rangka mewujudkan rumusan pola tanaman yang produktif, efektif dan efesien sekaligus menentukan awal turun sawah setiap musim tanam.

“Dalam bermusyawarah, ciptakan kebersamaan agar prinsip malilu sipakainge, rebba sipatokkong, mali siparappe. Dengan demikian pertanian lebih produktif dan kehidupan lebih damai dan sejahtera,”harap Abustan.

Lebih lanjut Abustan mengingatkan agar senantiasa mengikuti perkembangan dan jangan abaikan perubahan alam dan taati serta laksanakan secara menyeluruh dengan penuh keikhlasan agar segala rumusan dan kesepakatan pada MT. 2020/2021 dan MT. 2020 lebih produktif.

Keadaan pembangunan di kabupaten Barru saat ini urai Sekda Barru, mengalami kemajuan yang cukup signifikan, khususnya pada sub sektor pertanian tanaman pangan. Hal ini ditandai oleh semakin meningkatnya produksi dan produktifitas padi dari tahun ketahun. Tahun 2020 ini berdasarkan data, jumlah produksi padi (angka ramalan III 2020) sebanyak 132.097 ton dengan produktifitas 61.10 Kw/Ha dengan realisasi pertanaman 24.126 Ha atau meningkat sebanyak 1.76 % bila dibanding pada tahun 2019.

Musyawarah Tudang Sipulung tersebut, turut dihadiri Kepala Dinas Pertanian dan Pimlinan SKPD terkait. para Camat, Lurah. Kepala Desa, PPK dan PPL Pertanian serta Ketua KTNA Kabupaten/kecamatan dan stakeholder pertanian lainnya.

Untuk mewujudkan pertanian organik ramah lingkungan, diserahkan pula bantuan alat pertanian (Alsintan) berupa hand traktor 100 unit, Traktor roda empat 10 unit. Pompa air 100 unit. Combine Harverser Besar 4 unit. Power Thereses 3 unit dan Power Thereser Multiguna 1 unit.

Selain itu akan didukung pula dengan sarana prasarana pertanian lainnya berupa Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) 6.845 Ha. Pembangunan Embung 6 unit. Perpompaan 10 unit. Perpipaan dan sumur dangkal 8 paket. Serta penyerahan KUR untuk pengembangan Sapi dan tanaman pangan. (mad)

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *