MAKASSAR – 150 ekor kerbau yang berasal dari Reo, Nusa Tenggara Timur tiba di Jeneponto. Kerbau tersebut akan di sebarkan ke beberapa daerah di Sulawesi Selatan untuk diperjualbelikan sebagai hewan potong.
Karantina Pertanian Makassar Wilayah Kerja Jeneponto menerima pemasukan kerbau ini dengan melakukan pemeriksaan fisik sekaligus melakukan pengambilan sampel darah untuk kegiatan monitoring. Pengambilan sampel darah ini dilakukan guna mengetahui apakah terdapat parasit atau Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK), kemudian dari hasil pemeriksaan fisik kemudian diterbitkan sertifikat pelepasan (KH 14).
Sementara di Sulsel, pemasok kerbau terbesar adalah Kabupaten Tana Toraja. Kerbau merupakan hewan yang wajib di hadirkan di setiap acara adat, baik itu pernikahan hingga acara kematian. Semakin banyak dan mahal harga kerbau yang dihadirkan maka semakin tinggi prestise si tuan rumah.
Selain itu, Karantina Pertanian Makassar melalui wilayah kerja (Wilker) Jeneponto juga memeriksa masuknya kuda yang berasal dari Pelabuhan Sape, Kabupaten Bima. Pemeriksaan kelengkapan dokumen serta pemeriksaan fisik pun dilakukan terhadap 88 ekor kuda ini.
“Dari hasil pemeriksaan dokumen serta pemeriksaan fisik kuda-kuda ini dinyatakan sehat serta dapat diberikan sertifikat pelepasan. Semuanya juga sudah diperiksa oleh Karantina Pertanian Sumbawa Besar sebelum diberangkatkan ke Jeneponto,” ujar Bambang Sudraptono, petugas Karantina Pertanian Makassar Wilker Jeneponto.(*)