Rakor Penanganan Stunting, Erna Rasyid Taufan : Stunting Harus Dicegah

PAREPARE — Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Parepare, bersama Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Parepare melaksanakan rapat koordinasi sebagai persiapan pencegahan dan penanggulangan stunting serta gizi buruk tahun 2021.

Hal tersebut karena di tahun 2022 sudah ditetapkan lima (lokasi fokus (lokus) penanganan stunting di Kota Parepare, diantaranya tiga dari Kecamatan Bacukiki Barat, yakni kelurahan Tiro Sompe, kelurahan Bumi Harapan, kelurahan Lumpue, satu dari Kecamatan Soreang, yakni kelurahan Ujung Baru, dan satu dari Kecamatan Ujung yakni di Kelurahan Mallusetasi.

Rapat yang berlangsung di Balai Ainun Habibie, Rabu 27 Oktober 2021 dibuka oleh Ketua TP PKK Kota Parepare, Hj Erna Rasyid Taufan dan menghadirkan peserta dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Kesehatan, Lurah, dan pengurus TP PKK Kecamatan dan Kelurahan, serta lintas sektor.

Erna Rasyid menyampaikan, salah satu masalah dalam keluarga yang menjadi isu nasional saat ini adalah stunting. Kata dia, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Sesuai data dari Dinas Kesehatan untuk pengukuran Agustus 2021, terdapat 1078 balita stunting atau 18,49%. Stunting tidak saja berdampak pada kesehatan, melainkan juga berdampak pada pendapatan dan akses ekonomi. “Anak Stunting bukan saja gagal tumbuh kembang secara fisik, tetapi didefinisikan sebagai generasi lambat, tidak berdaya saing, dan tidak mumpuni dalam hal kecerdasan. Oleh sebab itu, Stunting harus dicegah,” terangnya Erna Rasyid dalam rapat yang dilakukan virtual.

Senada, Kepala Bidang Kesetaraan Gender, DP3A Parepare, Sriyanti Ambar, memandu rapat tersebut. Kata dia, hasil rapat pencegahan stunting, yaitu membentuk kader remaja tingkat kota Parepare.

“Salah satu yang kita lakukan adalah membina kader PKK remaja. Jadi itu yang disentuh 1000 HPK, tapi kita di PKK menyentuh dari kader remaja. Karena kader PKK adalah calon ibu, mereka akan kita latih, sehingga keturunannya bisa bebas dari stunting,” jelasnya. (red)

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *