Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia akan menggelar acara Jakarta Food Security Summit (JFSS) pada 18-19 November mendatang. Hal tersebut dilakukan demi menggerakkan para pemangku kepentingan untuk mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangannasional.
Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Agribisnis, Pangan dan Kehutanan, Franky Oesman mengatakan, KADIN telah beberapa kali menggelar acara JFSS. Adapun hasil yang didapat dari terselenggaranya acara tersebut seperti memberikan pendampingan kepada 1 juta petani.
“KADIN bersama Partnership for Indonesia’s Sustainable Agriculture (PISAgro) berhasil memberikan pendampingan kepada lebih dari satu juta petani yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka tidak saja petani sawit dan produk perkebunan melainkan juga petani palawija seperti padi dan jagung, kami bertekad meningkatkan pendampingan menjadi dua juta petani pada 2023,” ujarnya saat konferensi pers JFSS, di Jakarta, (13/11).
Franky menjelaskan, dalam meningkatkan produktivitas petani sekaligus mencapai ketahanan pangantidaklah mudah dikarenakan adanya beberapa kendala, di antaranya ketersediaan lahan, benih unggul, pupuk, pembiayaan, pemasaran, irigasi, sarana penyimpanan hasil pertanian, kelembagaan dan sarana prasarana lainnya.
Melalui model kerja sama yang digagas KADIN yaitu Inclusive Closed Loop, kendala yang disebutkan tersebut dapat diatasi dengan mengembangkan pola kemitraan antara pemerintah, pengusaha, perbankan, petani melalui korporasi dan pemangku kepentingan lainnya dalam rantai pasok terintegrasi.
“Sistem ini merupakan sebuah skema kemitraan yang saling menguntungkan dari hulu-hilir sehingga keberlanjutan produksi terjaga dan petani sejahtera,” jelasnya.
Sistem inclusive closed loop memiliki empat unsur penting yaitu, petani mendapat akses untuk membeli bibit dan pupuk yang benar, pendampingan kepada petani untuk menerapkan good practice agriculture, kemudahan akses pemberian kredit dari lembaga keuangan serta jaminan pembelian hasil petani oleh perusahaan pembina (off taker).
“Inclusive closed loop sudah berhasil diterapkan di komoditas sawit dan sudah mulai diikuti oleh komoditas lainnya,” terangnya.
Di samping itu, Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Makanan Olahan dan Industri Peternakan sekaligus Ketua Pelaksana JFSS mengatakan, melalui JFSS ke 5 akan dibahas sejumlah langkah strategis dan solusi dari sektor pertanian, peternakan dan perikananagar bisa menjadi tumpuan perekonomian nasional.
“Program yang akan dijalankan pada JFSS ke 5 ini akan terbagi menjadi empat sesi, pertama COVID-19 sebagai momentum untuk mendukung petani, peternak dan nelayan, kedua memaksimalkan potensi domestik, ketiga strategi ekspor Indonesia di masa pandemi dan pasca pandemi terkahir menyusun strategi baru pasca pandemi,” pungkasnya.(*)