JAKARTA — Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengajak Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin untuk bersama-sama berjuang melawan diskriminasi sawit. Jokowi menyampaikan hal tersebut pada upacara penyambutan Perdana Menteri Malaysia di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (5/2).
Indonesia dan Malaysia, merupakan dua negara penghasil produk kelapa sawit terbesar di dunia akan bergandengan tangan menghadapi tekanan terhadap sawit di pasar global. Hal itu mengemuka dalam pertemuan kedua pemimpin negara di Jakarta.
“Indonesia akan terus berjuang untuk melawan diskriminasi terhadap sawit dan perjuangan tersebut akan lebih optimal jika dilakukan bersama. Indonesia mengharapkan komitmen yang sama dengan Malaysia,” kata presiden seperti dilansir pada media sosial Jokowi
Presiden berpesan, Indonesia Malaysia bersama dalam mengatasi isu-isu yang berkaitan dengan sawit. Seperti diketahui, komoditas sawit mengalami berbagai hambatan di pasar internasional. Salah satunya terkait kebijakan Renewable Energy Directive II yang dianggap mendiskriminasi kelapa sawit.
Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin memastikan, Malaysia akan terus bekerjasama dengan Indonesia dalam isu diskriminasi minyak sawit
“Ini memastikan kita dapat melindungi industri sawit, terutamanya menyelamatkan berjuta-juta pekebun-pekebun kecil yang bergantung hidup sepenuhnya kepada industri sawit di Malaysia dan Indonesia,” ujarnya.
Sri Muhyiddin Yasin menilai, adanya kampanye anti minyak sawit tidak berasas dan tidak menggambarkan kelestarian industri sawit dunia. Dia menilai kampanye anti minyak sawit ini berlawanan dengan komitmen WTO mengenai perdagangan bebas.(*)