Nama Penjabat Bupati dan Kadis Kesehatan Sidrap Terseret Dana Hibah Fiktif Kementerian Kesehatan

Bagikan

SIDRAP, VOICESULSEL — Proyek Dana Hibah Kemenkes yang dijanjikan untuk masyarakat Sidrap kini menuai sorotan tajam. Bahkan nama Penjabat Bupati Sidrap Periode Desember 2023 – Desember 2024 H. Basra ikut terseret.

Hingga hampir enam bulan berjalan, proyek yang disebut senilai Rp 9 miliar belum juga cair. Ada yang menduga, proyek tersebut fiktif karena tidak terealisasi sampai akhir tahun.

Salah satu pihak yang merasa dirugikan, adalah Direktur CV Sufri Sehati. Sufri mengungkap kekecewaannya terhadap proses yang terkesan dipersulit.

Menurut penuturan Sufri, awalnya proyek ini dimulai dengan harapan, setelah bertemu dengan Muhammad Rizaly yang mempertemukannya dengan mantan Pj Bupati Sidrap, H. Basra berlanjut hingga diskusi tentang Dana Hibah Kemenkes untuk kabupaten Sidrap akan segera cair setelah DIPA diterbitkan.

Tak lama setelah itu, Sufri kembali diundang dalam pertemuan di Jakarta, yang juga dihadiri oleh H. Basrah dan Kadis Kesehatan Kabupaten Sidrap Mahmuddin, serta pihak yang diduga perantara, Muhammad Rizaly.

Saat itu, Sufri dijanjikan sebagai pelaksana proyek. Namun, kenyataan yang diterima sangat berbeda dengan yang diharapkan.

“Saya sangat kecewa, kami sudah mengikuti proses sesuai prosedur, dan saya hadir di Jakarta sesuai dengan janji-janji yang diberikan. Tapi hingga kini, proyek ini tidak berjalan dan dana tersebut belum juga cair,” ungkap Sufri kepada wartawan Minggu kemarin.

Sufri menambahkan bahwa janji yang diberikan berupa dana cair dalam waktu tiga hari setelah DIPA diterbitkan sama sekali tidak terealisasi. Meski ia sudah mentransfer sejumlah uang kepada perantara proyek sebesar Rp 665 juta yang diberikan sebanyak tiga kali.

“Muhammad Rizaly terus berjanji akan menyampaikan masalah ini kepada pihak Kemenkes di Jakarta. Tapi saya sudah tidak yakin lagi dengan janji-janji yang sudah berulangkali diucapkan,” kesalnya.

Mantan PJ Bupati Sidrap, H. Basrah, yang disebut ikut terlibat dalam pembahasan proyek ini, hingga saat ini tidak memberikan respon saat dihubungi melalui telepon.

Sufri pun merasa heran dengan sikap Basrah yang kini tidak merespon, padahal dia adalah salah satu pihak yang memiliki otoritas dan pengaruh dalam kasus proyek tersebut.

“Saya tidak mungkin tergiur dengan proyek itu jika tidak ada sepengetahuan dari PJ Bupati Sidrap waktu itu dan Kadis Kesehatan. Ini sudah sangat jelas,” ujar Sufri dengan perasaan terenyuh, menyadari bahwa ia hanya mengikuti instruksi dan prosedur yang diatur oleh pihak terkait.

Kadis Kesehatan Kabupaten Sidrap, yang juga terlibat dalam pertemuan awal terkait proyek ini, turut mengungkapkan rasa prihatin karena hingga saat ini belum ada tanda-tanda cairnya dana hibah tersebut. Pihak Kadis Kesehatan berharap agar masalah ini segera diselesaikan, mengingat proyek tersebut sangat penting bagi masyarakat Sidrap.

“Dana hibah yang disebut-sebut itu tidak kucur hingga saat ini. Meskipun sudah ada petikan DIPA-nya sejak September 2024 lalu,” ujar Mahmuddin Senin kemarin.(*)