Petani di Desa Batu Karang, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, mengembangkan tanaman tembakau dengan kualitas ekspor yang sudah menjadi mata pencaharian masyarakat setempat sejak dulu.
Seorang petani tembakau, Rosmida Sebayang di Karo mengatakan ia telah menjadi petani tembakau sejak bertahun-tahun lalu, karena memang sudah menjadi mata pencarian pokok. Hingga kini dari hasil pertaniannya bisa menghasilkan sekitar 200 kilogram tembakau kunyah siap edar per bulannya.
Tidak jarang tembakau yang dihasilkannya, juga biasa digunakan sebagai bahan baku untuk membuat rokok kretek oleh pembeli. Ia berkeyakinan tembakau yang dihasilkan desa itu berkualitas ekspor yang tidak kalah dengan wilayah lain di Indonesia.
Tembakau yang dihasilkan petani di desa itu dibeli oleh pengepul yang kemudian menjualnya ke berbagai darah baik ke Medan, Pulau Jawa, maupun ke Batam.
“Kalau untuk ekspor ke luar negeri pun kualitas tembakau kita bagus, kualitasnya juga terjamin. Ini gak ada efek sampingnya, obatnya juga gak banyak, dan gak beracun. Kalau kami dapatkan bagus hari, sebulannya kami dapat 200 kilogram,” ujar Rosmida, Selasa (3/11). seperti dikutip dari Antara
Petani tembakau lainnya, Dalangit beru Sitepu, mengaku selama ini tembakau hasil olahannya telah dibeli dan dikirim ke Kota Medan hingga Pulau Jawa, Batam dan Bali. Bahkan pembeli asal Malaysia telah beberapa kali membeli tembakau olahannya, yang dijual di kisaran harga Rp60-80 ribu per kilogram.
“Petani tembakau di sini sudah bertahun-tahun. Kami menghasilkan tembakau ini dapat kira-kira 200 kilo per bulan. Kami mengirim ke Batam, kadang-kadang ke Malaysia juga dan akhir-akhir ini ke Bali,” katanya.
Sementara Sekretaris Desa Batu Karang, Arini beru Tarigan mengatakan ke depan pihaknya akan memanfaatkan BUMDes untuk mencari pembeli tetap, serta mengatur tata cara pengiriman tembakau yang terintegrasi, sehingga mempermudah petani untuk menjual tembakau mereka.
“Kita harapkan nanti BUMDes dapat mengelola perkembangan tembakau di desa ini lebih baik. Apakah itu nanti kita buat melalui pengolahan teknik pengiriman atau teknik pengolahan tembakau,” katanya.(*)