PAREPARE, VOICESULSEL — Lembaga pemeringkatan Universitas Indonesia (UI) GreenMetric merilis daftar kabupaten/kota paling berkelanjutan. Kota Parepare termasuk dalam 10 daftar yang menerima penghargaan.
UI GreenCityMetric juga memberikan enam penghargaan bagi Kabupaten/Kota terbaik di setiap kategori penilaian.
Salah satunya Kota Parepare, yang menerima anugerah Kota Paling Berkelanjutan dalam Bidang Energi dan Perubahan Iklim di Indonesia.
Pemeringkatan itu dinilai dari enam indokator. Masing-masing penataan ruang dan infrastruktur, energi dan perubahan iklim, tata kelola sampah dan limbah, tata kelola air, akses dan mobilitas, serta tata pamong.
Dari enam penilaian itu, Kota Parepare meraih skor sebanyak 6.115. Parepare menjadi satu-satunya dari pulau Sulawesi. Dan Kota Kediri Jawa Timur menjadi peringkat pertama dengan raihan skor sebanyak 7.570.
Penjabat (Pj) Wali Kota Parepare Abdul Hayat Gani menyampaikan apresiasi kepada UI Green Metric yang melakukan penilaian baik.
Dirinya menyebut pencapaian Parepare berkat kerja dan kolaborasi semua pihak.
“Kita bersyukur Parepare menjadi kota paling berkelanjutan. Alhamdulillah Parepare menembus peringkat 10 besar. Parepare menjadi satu-satunya dari Sulawesi,” ungkapnya.
Dia berpesan untuk semua jajaran Pemkot agar bisa mempertahankan capaian tersebut. Hayat meminta semua SKPD bekerja secara terintegrasi melakukan perencanaan yang matang menuju kota berkelanjutan.
“Harapannya pasti kita ingin pertahankan atau bahkan kita tingkatkan. Saya kira kita bisa lakukan itu secara bersama-sama,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Parepare Zulkarnaen Nasrun menyebut bahwa Parepare sudah dua kali menerima predikat kota berkelanjutan.
Pada tahun 2022, Parepare urutan keempat bidang pengelola energi terbarukan.
“Tahun 2024 tepatnya 8 Oktober, Parepare masuk lagi predikat kota berkelanjutan melalui UI Green City Metric dengan peringkat 11 se Indonesia dalam bidang pengelolaan Limbah dan Sampah,” katanya.
“Penilaian ini sangat bersaing di antara berbagai daerah. Karena dinilai oleh tim independen dari Bappenas, lembaga pemerhati lingkungan di pusat, dan akademisi dari Universitas Indonesia,” tandasnya.
Editor : Awaluddin Qadir