MAKASSAR, VOICESULSEL – Mahasiswa di Makassar menghadapi tantangan besar dalam menjaga pola makan sehat.
Godaan makanan cepat saji, semisal gorengan, dan aneka ragam minuman manis menjadi tantangan.
Namun beberapa mahasiswa berbagi pengalaman mereka untuk tetap konsisten menjalani gaya hidup sehat.
Fadila Subiakti misalnya, mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI), menjelaskan bahwa pengalaman pasca operasi usus buntu mendorongnya untuk mulai menerapkan pola makan sehat.
“Dokter menyarankan saya mengurangi jajanan tidak sehat. Sejak itu, saya mulai memasak makanan sendiri,” ujar Fadila saat diwawancarai pada 17 Desember lalu.
Audina Aprilia Zahwa, mahasiswa Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, berbagi strategi dalam mengatur jadwal makan. “Saya masih menikmati fast food, tapi hanya sesekali dengan jeda beberapa hari,” ungkap Audina.
Sementara itu, Muh Abrar Julio, mahasiswa STIE Amkop, memilih pendekatan fleksibel. “Kalau hari ini makan gorengan, besoknya saya ganti dengan buah atau sayur,” kata Abrar.
Ia juga menyorot kurangnya warung sehat di sekitar kampus. Dari sudut pandang medis, Jumiati, S.Kep., Ners., tenaga medis yang sering memberikan edukasi tentang pentingnya pola makan sehat, menekankan bahwa gizi bisa terpenuhi dengan sayuran, buah, dan bekal dari rumah.
“Konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas, hipertensi, dan penyakit jantung,” jelasnya.
Sebuah penelitian menemukan bahwa mahasiswa mengeluhkan dampak negatif dari makanan cepat saji, seperti kenaikan berat badan dan gangguan kesehatan lainnya. Meski penuh tantangan, mahasiswa Makassar terus berusaha untuk seimbang demi masa depan yang lebih sehat.
Penulis : Wanda Maharani Hakim
Editor : Awaluddin Qadir