Curigai Ketemu Mantan Pacar, Suami Aniaya Istri Hingga Meninggal, Dikubur di Belakang Rumah

MAKASSAR — Kapolda Sulsel, Irjen. Pol. Andi Rian Ryacudu Djajadi, menegaskan bahwa pihaknya saat ini sedang melakukan penyelidikan terkait kasus dugaan pembunuhan dan penguburan perempuan di dalam rumah kontrakan, di Jalan Kandea Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (14/4/24).

Andi Rian Djajadi mengatakan bahwa, saat ini masih dalam proses pendalaman terduga pelaku dengan inisialnya H (43), telah berhasil diamankan tidak lama setelah anaknya membuat laporan di Mapolrestabes Makassar.

Kapolda menambahkan bahwa sementara untuk anak perempuan korban, juga mendapatkan kekerasan oleh ayahnya pada usia sebelas tahun.

“Sekarang umur 17, kita mundur enam tahun berarti 11 tahun saat kejadian,” ungkapnya.

Ia mengatakan bahwa setelah kejadian, rumah tersebut dikosongkan enam bulan kemudian disewakan kurang lebih lima tahun. Saat ini anak korban telah aman bersama keluarganya.

“Berarti banyak mi barang-barang hilang dan tersingkir setelah disewa, kosong lagi enam bulan,” ungkap Irjen. Pol. Andi Rian Ryacudu Djajadi.

Kapolda Sulsel juga mengatakan bahwa untuk saksi-saksi hingga saat ini pihaknya telah memeriksa tetangga dan keluarga korban.

“Saksi sementara selain dari pihak keluarga, tentu kita juga akan dalami saksi di TKP terutama tetangganya,” ujarnya.

Kapolda Sulsel juga berharap, perkara tersebut dalam waktu dekat menemui titik terang.

“Mudah-mudahan masih ada mungkin tetangga yang bisa menjadi saksi yang mungkin tau atau mencium bau tapi kejadiannya itu saat 2018. Mudah-mudahan dari pendalam forensik mudah-mudahan kita bisa menemukan bukti-bukti fisik lain,” tutup Kapolda Sulsel.

Sebelumnya anak pelaku (Vi) melaporkan ayahnya sendiri kepada polisi atas dugaan pembunuhan terhadap ibunya inisial (JU) atau istri dari pelaku.

Vi mengaku dianiaya oleh ayahnya, H dan setelah diintrogasi ditemukan fakta bahwa ibunya bukan lari dengan pria lain, melainkan dibunuh ayahnya sendiri.
“Karena selama ini informasi setelah kita dalami istrinya katanya lari dengan laki-laki lain, ternyata dari keterangan si anak bahwa ibunya bukan lari tapi dianiaya sampai mati dan kejadiannya tahun 2018, kalau kita hitung berarti sudah 6 tahun,” kata Andi, kepada awak media usai mendatangi TKP.

VI mengaku, kejadian ini terjadi saat dia masih duduk di kelas IV Sekolah Dasar (SD), di tahun 2018. Seingat VI, ibunya dianiaya ayahnya sendiri hingga mengalami luka di wajahnya.

“Waktu itu saya masih kelas IV SD. Sepulang sekolah saya melihat mama saya terbaring di lantai, saya hampir tidak mengenalinya karena wajahnya sudah bengkak,” kata VI di hadapan penyidik di Mapolrestabes Makassar, Sabtu (13/4/2024) malam.

Dua hari kemudian, dia masih melihat ibunya terbaring di lantai tak sadarkan diri. “Dua hari kemudian setelah pulang sekolah, saya masih melihat mama saya terbaring di tempat yang sama,” ujarnya.

Tak lama kemudian, kata VI, dia melihat ayahnya membawa masuk ke dalam rumah pasir dan semen. “Kemudian memberitahukan kepada saya kalau ada yang bertanya semen itu untuk apa, saya harus jawab untuk membuat kolam ikan,” ucapnya

Motif pelaku H tega menghabisi nyawa istrinya lantaran mengaku cemburu korban bertemu dengan mantan pacarnya.
“Saya curigai ketemu sama mantan pacarnya di Lorong 1, saya tanya tapi dia tidak mau mengaku,” kata pelaku saat diamankan, Minggu (14/4/2024).

Merasa kesal karena istrinya tak mau mengaku, H kemudian memukul korban. Awalnya hanya tangan kosong kemudian berlanjut menggunakan balok kayu di bagian kepala.

Pelaku mengaku lupa bulan berapa kejadian penganiyaan dan pembunuhan itu.

“Saya lupa bulan berapa, kira -kira 2018. Saya taruh di belakang rumah, saya timbun pakai pasir, kasih semen di atasnya, tidak dicor,” ujar dia.

Pelaku menyebut, lokasi mayat istrinya ditimbun berada di tanah kosong belakang toilet rumahnya.

“Tidak (saya gali lubang), sudah ada memang kubangannya di situ, tanah kosong memang di belakang, ada lubang,” ujar dia.

Bagikan