Pedagang Pasar Senggol Teriak Marah-marah, Sampai Bawa-bawa Nama Presiden Jokowi

Bagikan

PAREPARE, VOICESULSEL — Seorang pedagang pasar Senggol Kota Parepare Sulawesi Selatan berteriak marah-marah membujuk rekannya sesama pedagang agar tidak mau membayar pajak retribusi di pasar Senggol.

Ia menuntut agar para penjual di pasar Senggol tidak membayar retribusi pasar ke pemerintah Kota Parepare.

Tampak dalam video yang beredar di media sosial, pria berbaju merah itu meneriaki sesama pedagang agar tidak ada yang membayar retribusi pasar. “Saya minta tolong, jangan ada yang bayar retribusi pasar disini, ingat kalau ada yang membayar berarti penghianat,” katanya dalam logat bahasa bugis.

Pria tersebut juga meminta para pedagang untuk tidak lagi peduli kepada pemerintah. Sebab katanya, pasar Lakessi juga dinilai hancur karena lemahnya pemerintah. “Lihat pasar Lakessi hancur gara-gara pemerintah tidak bisa mengatur pasar (preman),” katanya.

“Disini saja sudah sepi pembeli apalagi kalau pasar malam dibagi dua. Tidak boleh ada pasar malam di Parepare kecuali Senggol,” tambahnya.

Saking marahnya, pria itu membawa-bawa nama Presiden Jokowi. Ia bilang pemerintah dengan hukumnya seharusnya tegas. “Pemerintah harus tegas, jangan mengadu domba kami,” ujarnya.

Diduga persolan tersebut dipicu karena beroperasinya pasar malam di Sumpang Minangae Parepare. Imbas dari pasar malam di Sumpang, mengakibatkan pasar Senggol sepi pembeli.

Seperti diketahui pasar Senggol dikenal dengan loak baju bekas atau dikenal dengan cakar. Kehadiran cakar di Senggol membuat Parepare juga dikenal dengan ciri khas penjual pakaian bekasnya di pasar Senggol.

Namun dengan beroperasinya pasar malam di Sumpang yang juga menjajakan cakar, membuat banyak pembeli beralih ke pasar Sumpang, karena harga baju bekas disana dinilai lebih murah.(ak)