Pj Walikota Parepare Akbar Ali Sukses Membangun Pemerintahan Bermartabat dan Menyatu dengan Masyarakat

Bagikan

PAREPARE, VOICESULSEL — Eks Birokrat yang kini memimpin Jaringan Masyarakat Pemerhati Parepare (JMPP) dan juga sebagai penasehat LP-KPK menegaskan kepemimpinan Pj Walikota Parepare Akbar Ali saat ini dinilai sangat sukses. Keberhasilan itu ditandai dengan menyatunya Pemerintah dengan rakyat dan bermartabat. Ia menilai riak yang muncul ditengah warga, karena peninggalan WaliKota Parepare Sebelumnya.

Mantan birokrat Pemerintah Kota Parepare ini angkat bicara menjawab (tudingan) Ketua Umum Perserikatan Journalist Siber Indonesia (Perjosi) Salim Djati Mamma yang menilai Pj Wali Kota Parepare, Akbar Ali tidak mampu meredam permasalahan di Parepare. Salim juga menyebut Pj Walikota malah mempertajam konspirasi dengan lawan politik penguasa terdahulu, yakni mantan WaliKota Parepare.

“Bukankah semua pemimpin memiliki gaya yang berlainan, kesuksesan seorang pemimpin dan keberhasilan seorang yang dipimpin itu biasanya terjadi jika ada kesamaan gaya dan karakter,” katanya.

Kepemimpinan seseorang kata Amran tidak semua sama dimata orang. Beda orang beda penilaian, maka tidak boleh ada rasa disepelekan jika si B mengatakan baik walau si A menilainya jelek.

“Yakinlah kita tidak pernah selamanya super pada kondisi dan situasi yang lain, mari kita legowo jauhkan rasa dengki dan beri kesempatan Pj Walikota untuk melakukan improvisasi dan berprestasi dalam kepemimpinannya yang diyakini benar untuk masyarakat Parepare dan organisasi (pemkot) yang dipimpinnya,” ujarnya.

Olehnya itu Amran menilai tidak ada masalah yang terjadi selama kepemimpinan Pj Walikota Akbar Ali di Parepare

“Yang pasti selama kepemimpinan Pj Wali Kota Akbar Ali tidak ada riak yang terjadi, kecuali riak-riak yang tersisa atau yang timbul akibat sisa dari kebijakan Wali Kota periode 2018 sampai dengan 2023,” tegasnya.

Kebijakan dimaksud Amran adalah pemberhentian dan penurunan pangkat Sekda (Iwan Asaad) yang dinilainya lebih condong pada persoalan politis, namun kini ombusman melalui rekomendasinya menjadikan keputusan walikota terdahulu itu adalah kekeliruan dalam melakukan kebijakan.

Kemudian gelombang demo oleh elemen mahasiswa dan masyarakat atas kasus korupsi dana Dinas kesehatan kota parepare yang diduga masih menyisakan oknum dibalik keputusan MA yang masih perlu diproses.

Demo bahagia masyarakat atas berakhirnya masa jabatan Walikota Taufan Pawe, karena merasa terzalimi atas sebuah arogansi kekuasaan.

“Kebijakan mutasi struktural ke fungsional yang dhalim tidak diikuti dengan aturan lainnya sehingga melahirkan kerugian bagi jabatan fungsional, beruntung para fungsional yang termutasi masih mengerti atau mungkin tidak memahami atas hak mereka yang terkebiri,” tuturnya.

Masalah lain yang timbul, atas ditunjuknya seorang honorer tanpa status fungsional dan atau struktural justru melaksanakan peran keliru membawahi atau memimpin para fungsional dan birokrat di Rumah Sakit Hasri Ainun Habibie. Belum lagi masalah CU lama yang diduga penyerahannya terjadi penyimpangan.

Masalah bantuan dana banjir yang diduga sebagian digelapkan, dan tertinggalnya utang yang secara signifikan jauh lebih besar dari kebiasaan 10 tahun atau tahun sebelumnya (awal kekuasan hingga akhir masa jabatan) hingga melahirkan riak-riak atas kesulitan penyelesaian hutang pihak ketiga dan janji kenaikan gaji bagi honorer kebersihan.

“Pertanyaanya? apa yang harus dibayarkan jika telah dianggarkan pada APBD dengan berharap peningkatan PAD yang sudah tidak rasional baik dari sisa waktu maupun target beban yang dipaksakan agar proyek yang diduga syarat kepentingan tetap harus berjalan,” urainya.

Sebagai dampaknya, lahirlah demo para pegawai honorer dinas kebersihan sebagai ujung tombak perolehan adipura selama ini dan juga membuat teriaknya sebahagian rekanan.

Karena itu, Amran balik mempertanyakan kapasitas Salim Djati Mamma sebagai jurnalis yang mestinya menjaga independensinya. Salim terkesan berbicara sebagai pengamat pemerintahan namun cenderung bermuara ke tendensi dan motif tertentu.

“Kemudian mengatasnamakan masyarakat Parepare yang resah, masyarakat Parepare yang mana. Darimana dia tahu masyarakat Parepare ada yang resah, sementara saya yang lahir sekolah dan bekerja di parepare melihat sebuah perubahan besar pemberdayaan masyarakat sebagai sitizen yang selama ini sebagai subjek dan menjadi objek yang langsung turun tangan melakukan bersih-bersih lingkungan,” jelasnya.

Amran bilang, perubahan pradigma yang tertanam ini akan sangat berpengaruh pada pembangunan parepare kedepan.

“Mestinya saudara Salim Djati Mamma berani melihat proses dengan kejujuran intelektual dan bersyukur serta berterima kasih melihat Pj Walikota mampu dan lihai meredam riak-riak sebagai dampak prima causa sebuah perencanaan yang kurang apik pada masa lalu,” tandas Amran.(ama).