
DR Haikal Ali SE MTP
JAKARTA, VOICESULSEL–Dr Haikal Ali SE MTP salah seorang tokoh masyarakat rantauan yang pernah bertugas di Pemda Sidrap dan saat ini menjadi fungsional.dosen IPDN Jakarta.
“Saya 24 tahun tugas di Pemda Sidrap, Alhamdulillah pernah jadi Direktur PDAM, Kadis Perindag, Kadis PU dan terakhir Staf ahli,” ujarnya saat diwawancarai via telpon. Haikal mengatakan suksesi Pimpinan Daerah Sidenreng Rappang 2024 menaruh harapan yang tinggi kepada kandidat yang layak dan seharusnya memimpin Bumi Nene Mallomo.
Dalam berbagai info yang diterima, terlihat animo para putra daerah terbaik yang disebut calon pemimpin daerah, mulai manampakan diri, baik melalui media sosial maupun pemasangan baliho bergambar dihampir semua tempat untuk menunjukkan diri dan tagline, argumen, maksud dan tujuan serta adanya keinginan untuk berbuat yang terbaik membangun dan memajukan daerah.
“Pertanyaan mendasar yang muncul, figure seperti apa yang dibutuhkan untuk memimpin Daerah Sidenreng Rappang ke depan? Sangat tergantung dari kondisi dan masalah yang dihadapi daerah saat ini,” tambah Haikal.
Menurutnya, ada harapan yang sangat tinggi dari masyarakat akan lahirnya pemimpin yang mampu menyelesaikan berbagai masalah disemua sektor.
Kata dia, Sektor yang perlu mendapatkan perhatian lebih yakni masalah sosial di Sidenreng Rappang seperti makin marak dan tingginya penyebaran dan pengguna narkoba, hingga memberi tambahan gelar yang tidak lazim yakni sebagai Sarang Narkoba.
Demikian halnya dengan munculnya perilaku masyarakat yang menganggap aksi menipu melalui telpon gelap adalah pekerjaan yang muda tanpa perlu mengenyam pendidikan formal dan pendidikan khusus namun bisa meraup untung besar mencapai puluhan hingga ratusan juta dalam setiap transaksi.
“Memunculkan predikat lain sebagai pusat penelpon gelap dengan Bahasa kerennya ‘Passowbiz’. Demikian pula halnya munculnya sebutan lain sebagai pusat terbesar judi dengan sabung ayam dengan fasilitas lengkap (Mappabitte Manu),” terangnya.
Haikal menambahkan, minimnya penerimaan asli daerah dan lemahnya upaya pemerintah daerah dalam mendukung upaya memaksimalkan penggunaan lahan secara optimal dianggap bisa memberi nilai tambah, membuka lapangan kerja, mengurangi pengangguran, peningkatan kualitas sumberdaya manusia, mengundang investor asing maupun investor dalam negeri untuk mengembangkan sektor unggulan menjadi tantangan baru bagi pemimpin ke depan.
Semakin rendahnya anggaran untuk membangun infrasatuktur ekonomi dan infrastruktur fisik melalui anggaran APBD setiap tahun menjadi tantangan pemimpin daerah ke depan untuk menggali dan mengoptimalkan cara memperoleh anggaran tersebut.
Tentu saja kita menitip harapan yang lebih besar kepada figure yang punya jaringan skala nasional dan internasional dengan pikiran cerdas melalui kerjasama ataupun dengan cara lainnya sesuai aturan yang ada,” paparnya.
Kebiasaan memotong anggaran rutin dan meminta komitmen fee dari setiap proyek dengan prosentase tertentu juga sebut dia sudah perlu dihilangkan. Tujuannya, disamping menghindari pelanggaran undang-undang yang berdampak hukum dan pada akhirnya meneruskan kebiasaan yang buruk kepada generasi kedepan.
“Bagaimana mengoptimalkan potensi sumberdaya berdasarkan keunggulan komparatif daerah seperti mengoptimalkan produktifitas lahan padi, lahan perkebunan dan lahan kehutanan, memaksimalkan potensi Danau Sidenreng dan memaksimalkan potensi pengembangan industri, pengembangan dan peningkatan produksi telur ternak ayam yang membuat daerah ini terkenal sebagai penghasil telur ayam terbesar di wilayah Indonesia Timur.
Termasuk memaksimalkan tekhnologi rice mild unit modern dan technology industry lainnya untuk meningkatkan daya saing prouduksi masyarakat yang bergerak di UMKM,” terang dia.
Dengan melihat masalah dan potensi yang ada, maka selayaknya warga berharap banyak pada figure yang mampu berbuat yang terbaik yang menghilangkan kesan banyak yang mau jadi bupati hanya untuk memperkaya diri, memanfaatkan kekuasan untuk menjebol APBD, memanfaatkan jabatan untuk memperkaya diri, memanfaatkan jabatan untuk menempatkan kolega, keluarga dan kerabat pada jabatan dengan tdak memiliki kompetensi, sehingga kesan the right man on the right place semakin jauh, bahkan lebih miris memperjualkan jabatan hanya untuk kepentingan penguasa dalam mengumpulkan pundi-pundi dengan cara melanggar aturan.
Hal seperti ini selayaknya dan wajib dihindari siapun yang memimpin daerah kedepan.
“Kepada figure siapa kita jatuhkan pilihan, jawabannya tentu saja perlu mengenal semua potensi calon, mengenal kapsitas dan kapabilitas calon, trade record calon dalam perjalanan kariernya, komitmen, integritas dan kemampuan ekonomi saat maju sebagai calon, tingkat keimanan dan ketakwaan figure selama ini, jaringan dan konektifitas secara nasional dan internasional dan lain-lain syarat yang masih harus ditambahkan dan dimiliki agar kepemimpinannya membuka pintu rejeki masyarakat dan bukan malah sebaliknya,” tandasnya.(ama)
566 Pembaca