BANDUNG — Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Soekarno Hatta mencatat adanya tren peningkatan kinerja ekspor hewan hidup berupa kelinci asal Jawa Barat (Jabar).
Dari data sistem perkarantinaan, IQFAST Barantan tercatat sebanyak 1.068 ekor kelinci dengan nilai Rp. 213,6 juta di tahun 2020. Sedangkan tahun sebelumnya hanya 963 ekor dengan nilai Rp. 196,6 juta saja.
“Selain budidayanya relatif mudah dan tidak rentan terhadap penyakit, pasar di mancanegara juga mulai terbuka lebar,” kata Kepala Karantina Pertanian Soekarno Hatta, Imam Djayadi melalui keterangan tertulisnya, Senin (22/2).
Menurut Imam, pihaknya mencatat di tahun 2020 Inggris dan Jepang menjadi negara tujuan ekspor baru bagi komoditas asal sub sektor peternakan ini. Sementara tahun sebelumnya sudah ada lima negara yakni Myanmar, Malaysia, Korea Selatan, Pakistan dan Filipina.
Untuk itu, dalam upaya mendorong peningkatan ekspor hewan kesayangan jenis ini, Karantina Pertanian Soekarno Hatta menggelar bimbingan pemenuhan persyaratan teknis kelinci di Bandung pada Kamis (18/2) lalu.
Sebagai informasi, kegiatan diikuti oleh perusahaan eksportir, instansi terkait dan kelompok peternak kelinci yang berasal dari Bandung Barat dan sekitarnya.
Hadir sebagai narasumber Agus Sunanto selaku Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Badan Karantina Pertanian (Barantan). Ia memaparkan persyaratan teknis negara tujuan, ketertelusuran genetik serta pentingnya koordinasi yang baik antar instansi dalam menjaga ketersediaan populasi dan terjaminya pakan ternaknya.
Sementara, narasumber drh. Wiwin Aprianti, M.Si selaku Kepala Bidang Kesehatan Hewan DInas Perikanan dan Peternakan Bandung Barat menyampaikan proses bisnis ekspor cukuplah mudah. Cukup dengan mengurus surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) melalui aplikasi TELFVON serta melakukan pengujian surveillance rutin penyakit tertentu sesuai yang dipersyaratkan negara tujuan.
Selain itu Ir. Tri Harsi, M.P, Kepala Balai Inseminasi Buatan Lembang dan drh. Betty Fajarwati selaku Sub Koordinator Pelayanan dan Operasional Karantina Hewan Karantina Soekarno Hatta juga turut hadir memberikan pemaparan.
“Kami berharap dengan bekal dari para narasumber para peternak dapat meningkatkan hasil ternaknya dan lebih bersemangat lagi untuk memasuki pasar ekspor yang telah terbuka,” tutur Imam.
Dorong Upaya Kolaboratif
Secara terpisah, Kepala Barantan, Ali Jamil menyebutkan bahwa upaya mendorong peningkatan ekspor melalui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) harus dilakukan secara kolaboratif.
“Untuk soal ekspor kami selaku fasilitator pertanian pada perdagangan internasional fokus pada percepatan layanan, salah satunya dengan bimbingan teknis di lokasi sentra,” kata Jamil.
Pihaknya juga mendorong usaha tani berskala korporasi berbasis kawasan dan juga mendorong pelaku usaha atau kelompok tani/ternak untuk mengajukan instalasi karantina guna percepatan layanan.
“Untuk ekspor, bukan hanya soal angka, namun soal kebanggaan kita selaku bangsa agraris. Ini pesan Pak Mentan (Syahrul Yasin Limpo, red) dan kami siap mengawal,” tutup Jamil.(*)