Aroma Kopi Mamasa Tercium Hingga Jepang dan Tiongkok

MAMASA — Kabupaten Mamasa merupakan salah satu wilayah pengembangan kopi rakyat di Indonesia. Jenis kopi yang dikembangkan adalah Arabika. Biji kopi ditanam dan diolah dengan teknik yang tak biasa, sehingga menghasilkan aroma khas serta cita rasa yang segar di lidah dengan perpaduan rasa antara Chocoa, Mandarin Orange, dan Peanut. Tak heran jika kopi ini pernah menjuarai kontes yang diselenggarakan di Filosofi Kopi Yogyakarta.

Karantina Pertanian Mamuju tak menyurutkan semangat untuk terus mendorong upaya ekspor. Kali ini, tim gratieks menyambangi Dinas Pertanian Mamasa sekaligus pelaku usaha kopi yang berada di Mamasa.

Dalam lawatannya, tim menemukan pengusaha kopi dengan potensi ekspor ke Jepang dan Tiongkok. Agus Karyono selaku Kepala Karantina Pertanian Mamuju menjelaskan, kopi mamasa memiliki nilai jual yang tinggi apabila diekspor karena produk telah diolah dan dikemas dengan rapi.

“Kopi mamasa sudah mengalami proses pengolahan, sehingga memiliki daya simpan lebih lama yang berdampak pada nilai tambah untuk ekspor jika dibandingkan dengan produk yang masih mentah,” tutur Agus, sekaligus Ketua Tim Gratieks Karantina Pertanian Mamuju.

Pada kesempatan yang sama, Menton dari Dinas Pertanian Mamasa, mengungkapkan bahwa kopi merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Mamasa dan telah memiliki keluarga tani kopi kurang lebih 35.000 KK.

“Kawasan pengembangan kopi berada pada ketinggian 800 sampai 1900 MDPL dan peningkatan produktivitas akan terus berlanjut sebab potensi yang dicapai saat ini mencapai 2 ton per hektar,” tutur Kepala Dinas.

Yaqob selaku calon eksportir yang disambangi menuturkan bahwa kopi miliknya ditanam tanpa pestisida dan biji kopi dipetik ketika sudah berwarna merah.

“Kopi ini bisa disajikan dengan teknik penyajian yang beragam, baik itu espresso, latte, dan affogato namun tetap menampilkan rasa yang enak. Hal inilah yang mendasari kopi mamasa layak untuk diekspor,” tutupnya.(*)

Bagikan