BOGOR — Ketua Departemen Ilmu Ekonomi Institut Pertanian Bogor (IPB), Sahara menilai sektor pertanian diprediksi masih akan terus tumbuh pada kuartal berikutnya. Penilaian ini berdasarkan kebutuhan masyarakat yang setiap tahun terus bertambah.
“Agriculture merupakan sektor basis di Indonesia dari dulu, sekarang dan dimasa yang akan datang. Apalagi saat pandemi seperti sekarang pengeluaran masyarakat terhadap kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier pasti berkurang,” ujar Sahara, Minggu (8/11).
Sahara meminta agar pengembangan sektor pertanian dalam arti luas harus menjadi fokus utama pemerintah ke depan, tanpa harus mengesampingkan sektor-sektor penunjang lainya seperti sektor perindustrian dan perdagangan.
“Di kuartal III ini sudah semakin meyakinkan kita semua bahwa sektor pertanian memang menjadi penyelamat perekonomian Indonesia,” katanya.
Sahara juga meminta agar pemerintah terus melakukan pembenahan di setiap level value chain sektor pertanian. Salah satunya dengan melakukan pengembangan industri hulu, penerapan smart farming di tingkat onfarm, pengembangan industri hilir, dan perbaikan sistem logistik.
“Kemudian pengembangan pemasaran juga perlu dilakukan sertab penyediaan infrastruktur yang berkualitas dan sistem pembiayanan pertanian,” kata Sahara.
Badan Pusat Statistik (BPS) pada Kamis (5/11) menyebutkan bahwa pertumbuhan sektor pertanian pada Kuartal III mencapai sebesar 2,15 persen (y-on-y) atau sebesar 1,01 persen (q-to-q).
Pertumbuhan tersebut membuktikan kinerja sektor ini masih baik ditambah kondisi harga komoditas pangan seperti kelapa sawit dan kedelai di pasar internasional pada triwulan ke III meningkat secara (q to q) maupun (y on y).
BPS menyebutkan tujuh sektor untuk lapangan usaha secara tahunan masih tumbuh positif, yakni sektor pertanian, real estate, jasa kesehatan, dan pengadaan.(*)